Rekomendasi tersebut mempertimbangkan sejumlah faktor, salah satunya laju inflasi yang melambat menjadi 2,72 persen secara year on year (yoy) pada November 2025, turun dari 2,87 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Tingkat inflasi tersebut masih berada dalam kisaran target BI, yakni 2,5 persen plus minus 1 persen, dan relatif lebih tinggi dibandingkan awal tahun. Moderasi inflasi pada November terutama didorong oleh berkurangnya tekanan harga pangan seiring upaya stabilisasi pasokan yang mampu mengimbangi kenaikan ringan harga yang diatur pemerintah.
“Periode libur akhir tahun yang akan datang dinilai berpotensi menambah tekanan inflasi pada akhir 2025,” tulis LPEM FEB UI dalam laporan Seri Analisis Makroekonomi RDG BI Desember 2025, Rabu (17/12/2025).
Dari sisi eksternal, kombinasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) oleh The Fed dan keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga kebijakan telah mendorong masuknya aliran modal asing ke Indonesia. Investor asing mencatat arus masuk portofolio bersih sebesar 0,75 miliar dolar AS sejak pertengahan November, dipengaruhi pemangkasan suku bunga The Fed dan keputusan BI menahan suku bunga pada bulan sebelumnya.
Seiring perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah tercatat menguat sebesar 0,11 persen secara month to month (mtm) dalam 30 hari terakhir. “Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga kebijakan pada level 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur terakhir tahun 2025, sembari tetap waspada dan siap mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tulis LPEM FEB UI.
Sumber asli: ekonomi.republika.co.id